Upaya pembaharuan dengan maksud
memperbaiki pendidikan matematika sudah sejak lama dilakukan dengan berbagai
cara dan tujuan. Ada upaya pembaharuan melalui perubahan kurikulum beserta
tujuan yang diperjelas, ada pembaharuan melalui proses pembelajarannya di
dalamkelas, meski sifatnya mungkin sporadis. Hal tersebut wajar dilakukan,
tidak hanya di Indonesia tetapi juga di banyak negara. Indonesia pernah
mengalami pembaharuan pendidikan matematika yang agak menyeluruh ketika
sekolah-sekolah diarahkan untuk menggunakan “Matematika modern” meski tidak
disebut secara eksplisit demikian. Demikian juga negara tetangga kita Malaysia
dengan “Matematika Moden”-nya. Pada saat gencar-gencarnya matematika modern itu,
Belandatidak mengikutinya. Dalam kurun waktu tahun 1970-an, Universitas UTRECHT
yang memiliki lembaga penelitian, melakukan upaya pembaharuan pendidikan
matematika yang dipelopori oleh Hans Freudenthal. Lembaga itu bernama Freudenthal
Institute. Sedangkan karya pembaharuannya diberi nama“Realistic Mathematics
Education” (RME), yang bertumpu pada realita dalamkehidupan keseharian.
Pemikiran dasar RME kemudianmenyebar ke berbagai negara seperti Amerika Serikat
dan negara-negara di benua Afrika. Di Indonesia digunakan nama selengkapnya
“Pendidikan Matematika Realistik Indonesia” (PMRI) dalam bentuk pendek
adalah“Pendidikan Matematika Realistik”, sedangkan secara operasional juga sering
disebut “Pembelajaran Matematika Realistik”(PMR). Dengan demikian dapat kiranya
didefinisikan bahwa “ PMRI adalah Pendidikan Matematika sebagai hasil
adaptasidari Realistic Mathematics Education yang TELAH DISELARASKAN dengan
kondisi budaya, geografi dan kehidupan masyarakat Indonesia umumnya.
Sumber :
Soedjadi, R.
2007. Dasar –Dasar Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia . Jurnal
Pendidikan Matematika, VOL. 1 NO.2. Surabaya. File:///C:/Users/Admin/Downloads/Filsafat/807-1697-1-PB.Pdf (Diakses
Pada 24 Desember 2016 Pukul 19.13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar