Hasil penelitian Lasati (2007) bahwa
Pembelajaran Teorema Phytagoras dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme
dinyatakan efektif. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian
Abdurahman (2002) bahwa model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan
perolehan belajar yang cukup signifikan.Guru pada sekolah dasar dan menengah
harus mencari alternatif pendekatan pembelajaran, agar kemampuan penalaran dan prestasi matematika siswa dalam mata pelajaran
matematika meningkat. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat
digunakan adalah pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan kemampuan
penalaran siswa dalam mata pelajaran matematika. Dalam pembelajaran matematika
dengan pendekatan konstruktivisme, siswa mengkonstruk sendiri pengetahuannya di
dalam benaknya baik secara individu maupun bersama teman (diskusi), dalam usaha
mengembangkan kemampuan penalarannya, seperti yang dikemukakan oleh Wallace,
Engel dan Mooney (dalam Asra dan Sumiati, 2007: 47-48) bahwa teori belajar
kognitif memiliki postulat “untuk pengembangan penalaran pembelajaran harus dalam
bentuk diskusi kelompok”. Dalam pembelajaran konstruktivisme, siswa
mengkonstruksi pengetahuannya melalui diskusi kelompok sehingga akan mampu
meningkatkan kemampuan penalaran dan prestasi matematika siswa. Hal ini
bertentangan dengan pembelajaran konvensional bahwa guru hanya memindahkan
pengetahuannya kepada siswa atau siswa hanya menerima pengetahuan yang sudah
jadi dari gurunya, sehingga pembelajaran seperti ini kurang mampu meningkatkan
kemampuan penalaran siswa. Dalam pembelajaran matematika siswa harus
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, seperti yang dikemukankan oleh Slavin
(2000) bahwa students must construct knowledge in their own mind. Hal ini juga
didukung oleh Glaserfeld (dalam Yevdokimov,1999) bahwa learning is a process of
construction in which the students themselves have to be the primary actors.
Hal ini juga didukung pula oleh Anthony (1999) bahwa:
·
“learning is a process of knowledge construction, not
of knowledge recording or absorption;
·
learning is
knowledge-dependent; people use current knowledge to construct new knowledge;
·
the learner is
aware of the processes of cognition and can control and regulate them”.
Sumber
:
Riyanto, Bambang Dan Rusdy A. Siroj.
2011. Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Prestasi Matematika Dengan
Pendekatan Konstruktivisme Pada Siswa Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 5. No. 2. Palembang.File:///C:/Users/Admin/Downloads/Filsafat/581-1496-1-PB.Pdf. (Diakses Pada 24 Desember 2016 Pukul 21.23 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar