Minggu, 25 Desember 2016

Pendekatan Konstruktivisme dianggap Efektif pada Pelajaran Matematika




Hasil penelitian Lasati (2007) bahwa Pembelajaran Teorema Phytagoras dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dinyatakan efektif. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Abdurahman (2002) bahwa model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan perolehan belajar yang cukup signifikan.Guru pada sekolah dasar dan menengah harus mencari alternatif pendekatan pembelajaran, agar kemampuan penalaran dan  prestasi matematika siswa dalam mata pelajaran matematika meningkat. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan adalah pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan kemampuan penalaran siswa dalam mata pelajaran matematika. Dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan konstruktivisme, siswa mengkonstruk sendiri pengetahuannya di dalam benaknya baik secara individu maupun bersama teman (diskusi), dalam usaha mengembangkan kemampuan penalarannya, seperti yang dikemukakan oleh Wallace, Engel dan Mooney (dalam Asra dan Sumiati, 2007: 47-48) bahwa teori belajar kognitif memiliki postulat “untuk pengembangan penalaran pembelajaran harus dalam bentuk diskusi kelompok”. Dalam pembelajaran konstruktivisme, siswa mengkonstruksi pengetahuannya melalui diskusi kelompok sehingga akan mampu meningkatkan kemampuan penalaran dan prestasi matematika siswa. Hal ini bertentangan dengan pembelajaran konvensional bahwa guru hanya memindahkan pengetahuannya kepada siswa atau siswa hanya menerima pengetahuan yang sudah jadi dari gurunya, sehingga pembelajaran seperti ini kurang mampu meningkatkan kemampuan penalaran siswa. Dalam pembelajaran matematika siswa harus mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, seperti yang dikemukankan oleh Slavin (2000) bahwa students must construct knowledge in their own mind. Hal ini juga didukung oleh Glaserfeld (dalam Yevdokimov,1999) bahwa learning is a process of construction in which the students themselves have to be the primary actors. Hal ini juga didukung pula oleh Anthony (1999) bahwa:
·         “learning is a process of knowledge construction, not of knowledge recording or absorption;
·          learning is knowledge-dependent; people use current knowledge to construct new knowledge;
·          the learner is aware of the processes of cognition and can control and regulate them”.

Sumber :
Riyanto, Bambang Dan Rusdy A. Siroj. 2011. Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Prestasi Matematika Dengan Pendekatan Konstruktivisme Pada Siswa Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 5. No. 2. Palembang.File:///C:/Users/Admin/Downloads/Filsafat/581-1496-1-PB.Pdf. (Diakses Pada 24 Desember 2016 Pukul 21.23 WIB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar