Kamis, 15 Desember 2016

Pandangan Freire Mengenai Tuhan



Pandangan Freire Mengenai Tuhan

Paulo Freire mengakui keberdaan Tuhan dan ia tidak percaya takdir yang predetermined yang membuat tugas manusia hanya berpangku tangan dalam berhadapan dengan sejarah. Dunia (budaya), sejarah, sepnunya ditangan manusia – tidak ada campur tangan Tuhan dalam penciptaan dunia ini, Tuhan baginya, membuatnya termotivasi menghampiri kaum tertindas. Hal ini mengaplikasikan Tuhan adalah pada  wujud bermoral. Ia berdoa pula pada Tuhan mengimplikasikan Tuhan maha kuasa melakukan intervensi atas kejadian-kejadian di dunia. Ini dapat diinterpretasi sebagai berkonflik dengan pandangannya bahwa dunia sepenuhnya berada dalam genggaman tangan manusia. Freire tidak banyak mengungkapkan pikiran-pikiranya tentang agama atau Tuhan. Karena itu sulit menyimpulkan sifat-sifat Tuhan menurut Freire. Tetapi sentral sekali pandangannya bahwa penciptaan dunia, sejarah, adalah urusan manusia sepenuhnya. Ia menolak keras fatalisme masyarakat Brazil yang berserah diri pada nasib, menyerahkan tanggung jawab pada Tuhan, padahal seharusnya menjadi tanggung jawabnya sendiri. Respon dan analisis Freire terhadap fenomena fatalisme masyarakat tani Brazil memperlihatkan bahwa manusia memilki otonomi atas dunia atau atas sejarah kehidupannya. Salah satu esensi fatalisme adalah sikap berpangku tangannya manusia atas nasibnya, karena tanggung jawab atas nasib manusia di tangan Tuhan, bukan ditangan manusia sendiri. Ini sebuah bentuk penyerahan tanggung jawab manusia kepada Tuhan; yang seharusnya tanggung jawab itu berada digenggaman manusia. Manusia otonom, dengan otonominya ini, sebagai subjek, manusia bersam dengan manusia lainnya harus mengintervensi secara kritis perjalanan sejarah mereka. Ini bukan takdir atau nasib atau keberuntungan. Jika disebuah momen sejarah terdapat organized disordered, ini bukan takdir Tuhan, manusia harus mengintervensi agar keadaan diordered ini menjadi ordered. Tuhan tidak menciptakan nasib manusia, tetapi Tuhan memberikan otonomi kepada manusia untuk menciptkan nasibnya sendiri, manusia adalah subjek (terbatas).

Daftar Pustaka :
Kesuma, Dharma, Teguh Ibrahim. 2016. Struktur Fundamental Pedagogik. Bandung: PT Refika Aditama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar