Kamis, 15 Desember 2016

Pembelajaran Tematik Freire




Pembelajaran tematik diawali dari pandangan Freire mengenai suatu zaman dalam periode waktu yang bersifat kontinuitas. Menurut Freire satuan zaman bukanlah periode waktu yang tertutup dan mengurung manusia dalam kebisuan. Satuan zaman merupakan syarat asasi dari sejarah yang bersifat kontinuitas dan senantiasa berkaitan secara dinamis. Keniscayaan yang akan muncul dari kontinuitas suatu zaman adalah gagasan-gagasan, konsep-konsep, harapan-harapan, keraguan-keraguan, nilai-nilai, serta tantangan-tantangan yang menuntut penyelesaian melalui pendekatan dialektis. Menurut Freire semua keniscayaan itu harus diwujudkan secara nyata melalui bentukan tema-tema zaman.

            Tema-tema zaman yang menyejarah tidak diperkenankan bersifat statis, terisolasi dari realitas, berdiri sendiri. Akan tetapi tema zaman harus senantiasa berdialektika dengan realitas. Tema-tema zaman tentunya harus terorientasi pada hubungan manusia dengan dunia yang bersifat intensionalitas, ema zaman harus memfasilitasi manusia untuk mengembangkan kesadaran kritisnya sebagai makhluk praxis yang menyejarah. “ tema-tema yang saling berkaitan dan berinteraksi dari sutu zaman akan membentuk dunia tematis zaman tersebut” (Freire, 2005: 98). Dunia tematis dapat menampung tema-tema yang beragam dalam suatu masyarakat yang sama secara menyeluruh. Secara otomatis ini menuntut seiap individu dalam masyarakat tersebut untuk memaknai tema-tema zaman tersebut secara utuh, dan menuntut Freire setiap individu daam masyarakat tersebut harus melakukan penelitian atau tema yang bermakna.

            Tema zaman yang bermakna, adalah tema yang mampu menghadirkan kontradiksi didalam hubungan yang dialektis dengan realitas. Tema zaman yang bermakna adalah tema yang beresonansi dengan situasi batas manusia, membangkitkan kesadaran kritisnya hingga manusia mampu mengatasi situasi batas yang membuatnya terbelenggu serta kemudian mampu menghasilkan tindakan-tindakan batas yang mampu mengubah dunia. Tema zaman yang Freire ajukan adalah “dominasi”. Lantas kemudian tema tema ini dibenturkan dengn tema lawannya yaitu”pembebasan”. Melalui kontradiksi antara kedua tema ini, maka Feire berusaha membangun dialog-dialog tematis dengan para peserta didiknya untuk memperjuangkan kebebasannya, membangkitkan kesadaran kritisnya, membantu mereka menemukan fitrahnya sebagai manusia, makhluk yang tidak bisa disamakan dengan benda, makhluk yang senantiasa aktif dan berdaya transformatif.

            Pembelajaran tematik merupakan upaya untuk menyajikan dimensi-dimensi signifikan dari sebuah realitas kontekstual individu. Analisisnya menciptakan kemungkinan untuk memahami interaksi berbagai komponen. Sementara itu, dimensi-dimensi yang signifikan, yang pada gilirannya membentuk bagian-bagian dalam interaksi, hendaknya dipespsi sebagai dimensi-dimensi dari realitas total. Dengan cara ini, analisis kritis tentang sebuah dimensi eksistensial signifikan menciptakan kemungkinan sebuah sikap baru, kritis terhadap situasi-situasi pembatas. Persepsi dan pemahaman tentang realitas diluruskan dan memperoleh kedalaman baru. Pembelajaran tematik akan mampu membantu manusia untuk memiliki pandangan yang menyeluruh terhadap suatu persoalan, manusia akan mampu memisahkan dan melepaskan unsur-unsur pembentuknya dari suatu persoalan yang saling berkaitan. Dengan cara seperti ini manusia akan mampu memahami segala bentuk realitas secara kritis dan komprehensif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar