Guru perlu mengubah kebiasaannya
mengajar, yang biasanya bersifat ”menggurui”. Kebiasaan itu perlu beralih
kepada guru mempersiapkan pembelajarannya dengan menyiapkan atau membuat
masalah kontekstual sesui dengan topik atausub topik yang diharapkan untuk
dipecahkan oleh siswa sendiri. Jadi guru menyiapkan diri umtuk memandu siswa,
bila perlu, sehingga kegiatan beralih kepada siswa belajar mandiri untuk
memecahkan masalah kontekstual itu ataupun menemukan sesuatu. Guru haruslebih
dahulu memilih mana dari pemgetahuan atau topik/sub topik yang diharapkan akan
dibangun oleh anak atau siswa. Mungkin pengetahuan itu adalah konsep, operasi,
sifat ataupun cara pemecahan masalah yang diharapkan akan dibangun anak atau
siswa. Sudah barang tentu jangan sampai materi yang diharapkan dibangun oleh
anak/siswa dimuat dalam buku siswa ataupun LKS yang terkait. Tetapi jelas harus
dimuat dalam buku guru, mungkin sebagai salah satu alternatif jawaban yang
diperkirakan akan dibangun oleh anak/siswa. Lain halnya untuk masalah
kontekstual yang disajikan ditengah pembelajaran topik/sub topik yang dimaksud.
Dalam hal ini masalah yang utama adalah pemantapan terhadap pengetahuan yang
telah ditemukannya atau yang telah dibangunnya. Lain halnya dengan masalah
kontekstual yang ditempatkan dibagian akhirpembelajaran suatu topik/sub topik.
Dalam hal tersebutyangdiutamakan adalah kemampuan anak/siswa mengaplikasikan
atau menggunakan pengetahuan yang telah ditemukannya atau dibangunnya.
Sumber :
Soedjadi, R.
2007. Dasar –Dasar Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia . Jurnal
Pendidikan Matematika, VOL. 1 NO.2. Surabaya. File:///C:/Users/Admin/Downloads/Filsafat/807-1697-1-PB.Pdf (Diakses
Pada 24 Desember 2016 Pukul 19.13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar