Kamis, 15 Desember 2016

Bagaimana Ilmu Dalam Peradaban Romawi ?



Menjelang berakhirnya periode pra-kristen, kekaisaran Romawi  mencapai dominasi atas seluruh dunia mediterania. Romawi memunculkan paradoks bagi para sejarawan ilmu. Perdaban ini begitu canggih dan nyata-nyata modern dalam politik dan personalitasnya, begitu gemar mempelajari disiplin hukum, sangat progresif dalam teknologi-teknologi perang negara dan kesehatan publik, dengan akses langsung kepada kumulan karya-karya ilmu Yunani, namun gagal menghasilkan ilmuwan seoarngpun. Memang ada dua ilmuan yang sangat besar yang hidup selama pemerintahan Marcus Aurelius pada abad kedua masehi, namun keduanya adalah bangsa Yunani. Galen dari Pergamon, mensistensiskan dan memajukan studi kedokteran, anatomi dan fisiologi. Ptolomeus dari Alexandria, membawa astronomi matematis yang mendekati kesempurnaan klaik dan juga mencoba membawa pendekatan matematis dan ilmiah menuju imu sosial empiris yang palig awal, serta prediksi astrologis. Disatu sisi orang Romawi sendiri menganggap ilmu sebagai hal yang cocok hanya untuk spekulasi yang bersifat sementara (casual speculation). Di sisi lain, ilmu dianggap cocok hanya untuk teknik-teknik praktis. Literatur ensiklopedi mereka berupa suatu kisah yang memperingatkan betapa merusaknya pengetahuan bila tanpa disertai dengan standar-standar yang seksama. Masalah-masalah ilmiah didiskusikan dengan serius dikalangan orang-orang Romawi hanya dalam hubungannya dengan fisafat-filsafat yang berbasis etis. Dua aliran terkemuka ialah Stoisisme dan Epikureanisme, dan amanat yang ditawarkan keduanya untuknmenjadi manusia bijaksama, yaitu mengagungkan pengunduran diri (resignation) dan mengajarkan kebahagiaan. Walaupun demikian, aliran yang belakangan mampu menghasilkan sebuah maha karya ilmu yang spekulatif, De rerum matura (Tentang Hakekat Benda-benda), karya Lukretius (satu abad sebelum masehi). Amanat dari pemjelasan-penjelasan otomistiknya atas fenomena ialah bahwa roh-roh yang bersefat immaterial hanya merupakan fiksi yang berfungsi untuk menanamnkan ketakutan dan kepatuhan dikalangan orang bannyak yang mempercayai takhayul.

Daftar Pustaka :          
Ravertz, Jeremo.R. 2014. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar