Sikap merupakan salah satu komponen dari aspek
afektif, yang merupakan kecenderungan seseorang untuk merespon secara positif
(menerima) atau negatif (menolak) terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau
kelompok individu, atau institusi sosial tertentu (Thorndike & Hagen,
(dalam Haji, 2005), Atiken (dalam Ma, 1997)). Matematika dapat diartikan
sebagai suatu konsep atau ide abstrak yang penalarannya dilakukan dengan cara
deduktif aksiomatik. Hal ini dapat disikapi oleh siswa berbeda-beda, mungkin
menerima dengan baik atau sebaliknya. Dengan demikian, sikap siswa terhadap
matematika adalah kecenderungan seseorang untuk menerima (suka) atau menolak
(tidak suka) terhadap konsep atau objek matematika Bagi siswa yang memiliki
sikap positip terhadap matematika memiliki ciri antara lain: menyenangi
matematika, terlihat sungguh-sungguh dalam belajar matematika, memperhatikan
guru dalam menjelaskan materi matematika, menyelesaikan tugas dengan baik dan
tepat waktu, berpartisipasi aktif dalam diskusi, dan mengerjakan tugas-tugas
pekerjaan rumah dengan tuntas dan selesai pada waktunya. Sedangkan siswa yang
bersikap negatif terhadap matematika menunjukkan hal yang sebaliknya. Beberapa
pendapat tentang sikap positip siswa terhadap matematika antara lain Ruseffendi
(1988) mengatakan bahwa, anak-anak menyenangi matematika hanya pada permulaan
mereka berkenalan dengan matematika yang sederhana, makin tinggi tingkatan
sekolahnya dan makin sukar matematika yang dipelajarinya akan semakin berkurang
minatnya. Hal yang serupa dikemukakan Begle (1979) bahwa siswa yang hampir
mendekati sekolah menengah mempunyai sikap positif terhadap matematika secara
perlahan menurun.
Menurut Ruseffendi (1991), minat seseorang terhadap
matematika merupakan salah satu faktor untuk mengetahui sikap seseorang
terhadap matematika. Artinya seseorang yang berminat dalam matematika akan
menumbuhkan sikap positif terhadap matematika. Untuk menumbuhkan minat dan
sikap positif seseorang terhadap matematika perlu diperhatikan antara lain
kegunaan matematika bagi kehidupan siswa dan cara guru menyampaikan matematika
kepada siswa. Jika siswa memandang, matematika berguna bagi kehidupannya maka
minat dan sikap positif terhadap matematika akan tumbuh pada dirinya, begitu
juga sebaliknya. Oleh karena itu, tunjukkan bahwa matematika banyak
kegunaannya.
Sumber:
Harningsih, Eha. Dkk. 2009. Meningkatkankemampuan Berpikir Logis Siswasmp
Melalui Pembelajaranmatematika Realistik. Jurnal
Pengajaran MIPA.Vol.13 No.1. Bandung. file:///C:/Users/Admin/Downloads/filsafat/300-555-1-SM.pdf
(diakses pada 24 Desember 2016 pukul 20.46 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar