Kamis, 15 Desember 2016

Anti Partai




Mendorong mobilisasi dan partisipasi politik publik dimaknai oleh kalangan modernis sebagai suatu prasyarat bagi pembangunan politik. “Budaya politik dunia yang modern adalah budaya partisipasi” kata Almond dan Verba.aliran modernisasi sangat percaya bahwa elemen utama yang membedakan masyarakat politik modern dan tradisioanl adalah partisipasi.

            Lemahnya proses pelembagaan politik ini merupakan potert yang paling menonjol pada sistem kepartaian indonesia saat ini. Sulitnya membangun partai politik yang profesional dan demokratis masih menjadi persoalan utama. Partai politik sebagai institusi inti dari rezim demokratik cenderung masih seperti ‘kerumunan politik’ ketimbang organisasi politik yang kokoh.

Terbongkarnya beberapa kasus skandal keuangan yang dilakkukan politisi partai juga semakin membuktikan bisik-bisik yang selam ini beredar luas dikalangan masyarkat bahwa partai politik telah menjadi lumbunng uang dari petualang-petualang politik. Polemik antara Badan kehormatan DPR dengan grup musik populer slank mengenai lirik lagu “gossip jalanan”misalnya, semakin saja menelanjangi para wakil rakyat di parlemen. Pimpinan badan kehormatan DPR seolah kehilangan sensitifitas sosial ketika menunjukkan sikap defensif yanng berlebihan dan mengalihkan isu”mafia senayan” menjadi isu “etika berekspresi”.

Hal yang paling menarik dari kasus ini adalah pembelaan publik yang masif terhadap slank, tidak saja oleh para slanker, namun juga masyarakat umum lainnya. Bisa jadi rencana gugatan terhadap slank dibatalkan ketika para anggota dewan yang terhormat baru menyadari resiko elektoral yang mungkin terjadi ketika mereka menantang slank dan para slanker.

Ada dua hal yang akan terjadi ketika partai poltik dihadapkan pada sikap anti partai. Pertama, sisime poltik publik akan dimanifestasikan dalam bentuk non –partisipatif yaitu menyingkirkan rakyat secara sengaja dari proses politik. Pada kondisi ini, rakyat menjadi tidak peduli lagi dengan apa yang dilakukan lagi oleh para aktor politik. Kedua, sinisme poltik mungkin hanya diwujudkan dalam bentuk ketidakpercayaan kepada partai dan bukan kepada proses, dan keseluruhan sistem politik. Pada skenario ini, rakyat kemudian akan mencari saluran dan bentuk partisipasi lain.

Daftar Pustaka :
Sugiarto, Bima Arya. 2010. Anti Partai. Jakarta: Gramata Publishing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar