Mendorong
mobilisasi dan partisipasi politik publik dimaknai oleh kalangan modernis
sebagai suatu prasyarat bagi pembangunan politik. “Budaya politik dunia yang
modern adalah budaya partisipasi” kata Almond dan Verba.aliran modernisasi
sangat percaya bahwa elemen utama yang membedakan masyarakat politik modern dan
tradisioanl adalah partisipasi.
Lemahnya proses pelembagaan politik ini merupakan potert
yang paling menonjol pada sistem kepartaian indonesia saat ini. Sulitnya
membangun partai politik yang profesional dan demokratis masih menjadi
persoalan utama. Partai politik sebagai institusi inti dari rezim demokratik
cenderung masih seperti ‘kerumunan politik’ ketimbang organisasi politik yang
kokoh.
Terbongkarnya beberapa
kasus skandal keuangan yang dilakkukan politisi partai juga semakin membuktikan
bisik-bisik yang selam ini beredar luas dikalangan masyarkat bahwa partai
politik telah menjadi lumbunng uang dari petualang-petualang politik. Polemik
antara Badan kehormatan DPR dengan grup musik populer slank mengenai lirik lagu
“gossip jalanan”misalnya, semakin saja menelanjangi para wakil rakyat di
parlemen. Pimpinan badan kehormatan DPR seolah kehilangan sensitifitas sosial
ketika menunjukkan sikap defensif yanng berlebihan dan mengalihkan isu”mafia
senayan” menjadi isu “etika berekspresi”.
Hal yang paling menarik
dari kasus ini adalah pembelaan publik yang masif terhadap slank, tidak saja
oleh para slanker, namun juga masyarakat umum lainnya. Bisa jadi rencana
gugatan terhadap slank dibatalkan ketika para anggota dewan yang terhormat baru
menyadari resiko elektoral yang mungkin terjadi ketika mereka menantang slank
dan para slanker.
Ada dua hal yang akan
terjadi ketika partai poltik dihadapkan pada sikap anti partai. Pertama, sisime
poltik publik akan dimanifestasikan dalam bentuk non –partisipatif yaitu
menyingkirkan rakyat secara sengaja dari proses politik. Pada kondisi ini,
rakyat menjadi tidak peduli lagi dengan apa yang dilakukan lagi oleh para aktor
politik. Kedua, sinisme poltik mungkin hanya diwujudkan dalam bentuk
ketidakpercayaan kepada partai dan bukan kepada proses, dan keseluruhan sistem
politik. Pada skenario ini, rakyat kemudian akan mencari saluran dan bentuk
partisipasi lain.
Daftar Pustaka :
Sugiarto, Bima Arya. 2010. Anti Partai. Jakarta: Gramata Publishing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar