Senin, 14 November 2016

Pendidikan Berorientasi pada Pengajaran



Pendidikan Berorientasi pada Pengajaran
Sistem pendidikan yang ada saat ini tidak pernah lepas dari kritik. Abdurrahman Wahid (1993) dalam sebuah seminar pendidikan di ITB Bandung mengatakan bahwa output pendidikan formal kita lebih berupa “ mozaik” saja, konvergen dan miskin divergensi. Mengapa demikian, karena uotput pendidikan sudah terlanjur di standarisasikan oleh pemerintah. Oleh karena itu cenderung konvergen, karena terorientasi pada kuantitas nilai yang telah ditetapkan standarnya. Output pendidikan yang divergen bisa diwujudkan dengan optimalisasi setiap potensi yang dimilki manusia, setiap manusia memiliki potensi yang beragam dan tentunya perlu diaktualisasikan secara tepat dan proporsional. Mustahil potensi yang dimiliki siswa beraktualisasikan jika guru-gurunya tidak berperan sebagai pendidik yang melek pedagogik (ilmu mendidik). Dr. Ilfiandra, M.Pd salah satu rekan sejawat pernah memberikan inspirasi kepada penulis, bahwa guru-guru di Indonesia tidak proferssional, mereka lebih cocok dijuluki “tukang ajar”. Sekilas terdengar “kasar” dengan kata “tukang ajar”, mengapa demikian, layaknya tukang, ia hanyalah pelaksana program, pengetahuan sudah disusun sedemikian rupa oleh pemerintah, tugas guru “tukang ajar” hanya bertugas mengajarkan pengetahuan itu kepada siswanya dengan cara yang konvensional, ya diajarkan, dituturkan, diberikan ala kadarnya pada siswa. Jadi ujung-ujungnya pendidikan turun pangkat jadi pengajaran, pengajaran turun pangkat lebih rendah lagi jadi pelatihan soal jika UN mendekat. Kesimpulannya pendidikan yang berorientasi, Membunuh siswa sebagai manusia, membendakan mereka.
Daftar Pustaka
Kesuma, Dharma dan Teguh Ibrahim. 2016. Struktur Fundamental Pendagogik. Bandung: PT Refika Aditama. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar