Integrasi Vs Adaptasi
Orang yang berintegrasi adalah orang
sebagai subjek. Berbeda dengan orang yang adptif, adalah orang sebagai objek. Adaptasi
mewakili sebuah bentuk yang paling lemah dari pertahanan diri. Jika manusia
tidak mapu melakukan perubahan realitas, ia menyesuaikan dirinya sendiri. Adaptasi
adalah karakteristik perilaku dari lingkungan hewan; diperlihatkan oleh
manusia, adalah simtomatik dari dehumanisasinya (Freire, 1974: 13). Sepanjang sejarah
manusia telah berupaya mengatasi faktor0faktor yang membuat mereka
mengakomodasi atau menyesuaikan diri, dalam sebuah perjuangan untuk mencapai
humanitas utuh mereka – di bawah ancaman konstan si penindas.
Peranan manusia tidak hanya berada
di dunia, tetapi melibatkan diri dalam relasi-relasi dengan – dunia yang melalui
tindakan-tindakan kreasi dan re-kreasi, manusia menciptakan realitas budaya dan
secara demikian menambahkan sesuatu kepada realitas alam, yang ia tidak buat. Freire
yakin bahwa relasi manusia dengan realitas, diekspresikan sebagai sebuah subjek
ke sebuah objek, menghasilkan pengetahuan, yang dapat diekspresikan manusia
melalui bahasa.
Relasi ini dilakukan manusia apakah
ia beraksara ataupun tunaaksara. Cukup adanya bagi seseorang mempersepsi data
dari realitas, untuk mampu mengetahui, meskipun pengetahuannya ini hanya berupa
pendapat. Tidak ada manusia yang absolut bodoh ataupun absolut bijak. Tetapi manusia
tidak mempersepsi data tersebut dalam bentuk murni. Ketika mereka menangkap
sebuah fenomena atau sebuah masalah, mereka juga menangkap hubungan-hubungan
kausalnya. Ketika manusia semakin akurat dalam menangkap kausalitas yang benar,
maka semakin kritis pemahamannya tentang realitas (Freire, 1967: 46-48). Pemahaman
mereka akan bersifat magis sepanjang mereka gagal menangkap kausalitas. Lebih jauh
lagi, kesadaran kritis selalu melakukan analisis terhadap kausalitas tersebut;
apa yang benar sekarang bisa jadi tidak demikian hari esok. Kesadaran naif
memahami kausalitas sebagai statis, fakta yang sudah mapan, dan dengan demikian
menipu persepsinya.
Daftar
Pustaka
Ibrahim, Teguh dan Dharma Kesuma. 2016. Struktur Fundamental Pedagogik. Bandung:
PT Refika Aditama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar